Metode wetonan di sebut juga metode bandongan adalah metode pengajaran dengan cara ustadz/kiai membaca, menerjemahkan, menerangkan dan mengulas kitab/buku-buku keislaman dalam bahasa arab, sedangkan santri mendengarkannya.
Pengertian bandongan
Metode bandongan adalah metode transfer keilmuan atau proses belajar mengajar yang ada di pesantren yang mengajarkan khusus pada kitab kuning. Kiai tersebut membacakan, menerjemah, dan menerangkannya. Sedangkan, santri atau murid mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh kiai yang memberi pengajian tersebut.
Bandongan merupakan metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren. Kebanyakan pesantren, terutama pesantren-pesantren besar, menyelenggarakan bermacam-macam kelas bandongan atau halaqah untuk mengajarkan kitab-kitab, mulai dari kitab dasar sampai kitab-kitab yang bermuatan tinggi.
Metode bandongan dilakukan oleh seorang kiai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik, atau santri, untuk mendengarkan dan menyimak apa yang dibacanya dari sebuah kitab.
Seorang kiai atau ustadz dalam hal ini membaca, menerjemahkan, menerangkan dan seringkali mengulas teks-teks kitab berbahasa Arab tanpa harakat (gundul).
Sementara itu santri dengan memegang kitab yang sama, masing-masing melakukan pendhabithan harakat, pencacatan symbol-simbol kedudukan kata, arti-arti kata langsung dibawah kata yang dimaksud, dan keterangan-keterangan lain yang dianggap penting dan dapat membantu memahami teks.
Posisi para santri pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini adalah melingkari dan mengelilingi kiai atau ustadz sehingga membentuk halaqah (lingkaran).
Kelemahan penerapan metode ini yaitu mengakibatkan santri bersikaf pasif. Sebab kreatifitas santri dalam proses belajar mengajar di domoninasi oleh ustadz/kiai, sementara santri hanya mendengarkan dan memperhatikan.
Kelebihan penerapan metode ini yaitu terletak pada pencapaian kuantitas dan pencapaian kajian kitab, selain itu juga bertujuan untuk mendekatkan relasi antara santri dengan kiai/ ustadz.